2014 - Belajar Bersama 2014 | Belajar Bersama

Translate

Minggu, 23 November 2014

Resume Agama ke 14



ARTI WAKTU
·         Untuk mengetahui arti satu tahun, tanya pada seorang siswa yang gagal SPMB
·         Untuk mengetahui arti satu bulan, tanya pada ibu yang melahirkan bayi prematur
·         Untuk mengetahui arti satu minggu, tanya pada editor majalah mingguan
·         Untuk mengetahui arti satu hari, tanya pada buruh harian yang punya enam orang anak
·         Untuk mengetahui arti satu jam, tanya pada orang yang sedang mengerjakan ujian
·         Untuk mengerti arti satu menit, tanya pada orang yang ketinggalan kereta
·         Untuk mengetahui arti satu detik, tanya pada seseorang yang selamat dari kecelakaan
·         Untuk mengetahui arti satu milidetik, tanya seseorang yang memenangkan medali di Olimpiade.
Jadi waktu itu sangat penting dan sangat berarti.
MANAJEMEN WAKTU
Manajemen waktu adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, dan evaluasi penggunaan waktu.
STRATEGI PENJADWALAN
          Buat daftar kegiatan yang akan dikerjakan
          Buat skala prioritas dari tiap kegiatan
          Perkirakan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tiap kegiatan
          Alokasikan waktu untuk tiap kegiatan
          Kendalikan penggunaan waktu agar tercapai efisiensi
          Evaluasi penetapan jadwal
PENYEBAB PENUNDAAN
          Menghindari hal yang dianggap tidak menarik, tidak menyenangkan, atau tidak penting.
          Tugas sangat kompleks sehingga mengurangi motivasi
          Merasa masih memiliki banyak waktu
          Malas 
MENGHILANGKAN KEBIASAAN MENUNDA
          Amati kelakuan menunda
          Temukan alasan penundaan
          Singkirkan pikiran negatif
          Jangan terus bekerja dalam tekanan
          Jangan terbawa perasaan
          Percaya diri untuk memulai
          Mulai saat ini


Read More




Resume Agama ke 13



Sikap terhadap Dua Hal
       Tawazun (keseimbangan) sangat penting dalam kehidupan à tidak tawazun akan fatal akibatnya
       Biasanya tawazun berkaitan dengan mensikapi dua atau beberapa amal yang mesti dilakukan agar sikapnya tepat (adil): memberikan hak kepada yang berhak
Tawazun di Alam Semesta
       Allah SWT menciptakan langit dan semua isinya dengan tawazun
       55:7-9 ada 3 sikap:
      Tawazun: وَوَضَعَ الْمِيزَانَ à وَأَقِيمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ
      Jangan berlebihan: أَلا تَطْغَوْا فِي الْمِيزَانِ
      Jangan mengurangi: وَلا تُخْسِرُوا الْمِيزَانَ
       Ada perintah dan larangan agar tetap menjaga keseimbangan (tawazun)
HANIF
       Adanya fitrah inilah yang membuat manusia memiliki kecenderungan kepada kebaikan atau yang disebut HANIF
       Maka kecenderungan baik (hanif) mesti dipertahankan à 30:30 perintah untuk perhatian terhadap DIEN YANG LURUS, yang akan membawa fitrah tetap pada jalan yang lurus
       Ingat! Bahan baku yang telah diberikan Allah itu baik, tapi jika tidak dipelihara akan rusak
Memelihara Fitrah. Agar fitrah yang hanif ini terpelihara dengan baik, perlu bersikap TAWAZUN terhadap 3 potensi manusia: jasad, akal, dan ruh. Manusia menurut Islam terdiri dari 3 unsur:
  1. JASAD (physical being)
  2. AKAL (intellectual being)
  3. RUH (spiritual being) à Barat sering melupakan yang ini
اَلْغِذَاءُ اَلْجَسَدِيُّ (Makanan Jasad)
       Makanan jasad, ya makanan yang biasa kita makan: nasi, tahu, tempe, daging, sayur, susu, madu, air, dll
       Kurang makanan à lemah, sakit, bahkan bisa mati (kelaparan)
       Allah SWT telah menyediakan makanan untuk manusia dengan dua patokan:
  1. Halal dan baik 2:168, 5:88, 8:69, 16:114
  2. Tidak berlebihan 6:141, 7:31
Cenderung Berlebihan. Allah SWT hanya melarang untuk tidak berlebihan, tapi tidak ada larangan jangan kekurangan. Karena kecenderungan manusia dalam masalah ini adalah berlebihan, tidak ada yang mau kekurangan. Bahkan tubuh manusia ternyata didisain oleh Allah, mampu menampung lemak hampir tanpa batas à ada manusia yang berbobot 600 kg. Berlebihan di sini juga berarti memakan makanan yang haram atau tidak membayar zakatnya (68:17-33) atau mengharamkan makanan yang halal (66:1). Agar mendapatkan makanan à mesti bekerja: pekerjaan yang baik, bukan mencuri, menipu, dll . Makanan halal tapi didapat dengan uang yang haram akan masuk ke dalam tubuh sehingga tubuh ada unsur haramnya.
اَلْغِذَاءُ اَلْعَقْلِيُّ (Makanan Akal)
       Makanan akal adalah ILMU
       Kurang ilmu à akalnya lemah, “kurus” (bodoh)
       Seperti makanan jasad, ilmu pun mesti yang baik sehingga bermanfaat
       Ilmu yang buruk: ilmu sihir, ilmu mencuri, dll
Ayat-ayat yang Pertama Turun: ILMU
       Ada tiga surat yang pertama turun
  1. Al-’Alaq: 1-5 à perintah membaca (iqra’)
  2. Al-Qalam à ayat 1 Demi PENA dan apa yang DITULIS
  3. Al-Muzammil:1-19 à perintah membaca al-Qur’an dengan perlahan (tartil)
       Pada masa kejayaan Islam, ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat
HIKMAH. Jika ilmu itu berkembang dengan baik, maka akan muncul hikmah (sikap bijak). 2:269 hikmah = kebaikan yang banyak
      Hikmah adalah memahami al-Qur’an
      Hikmah adalah kesesuaian ucapan dan perbuatan (الإصابة في القول والفعل)
      Hikmah adalah mengenal agama, memahaminya, dan mengikutinya
      Hikmah adalah pemahaman
      Hikmah adalah rasa takut (al-khasyyah) kepada Allah, karena pangkal segala sesuatu adalah takut kepada Allah
اَلْغِذَاءُ اَلرُّوْحِيُّ (Makanan Ruh)
       Makanan ruh adalah dzikrullah (ingat kepada Allah)
       Inilah makanan yang kurang mendapatkan perhatian manusia pada umumnya
       “Lapar”-nya tidak terasa, padahal fenomenanya sudah muncul: gelisah, tidak dapat tidur
       Padahal ruh itu PENGENDALI diri kita
Tidak Terkontrol
       Akibat kelemahan ruh, maka kehidupan seseorang tidak akan terkontrol
      Halal dan haram tidak dipedulikan
      Orang lain susah pun tidak dipedulikan
      Masyarakat hancur, negara hancur, bahkan dunia hancur pun tidak peduli
      Ia akan mementingkan dirinya sendiri
Dzikrullah
       33:41 dzikir yang banyak (ciri mu’min)
       4:142 dzikir yang sangat sedikit (ciri munafik)
       “Aku terserah kepada persangkaan hamba-Ku terhadap Ku, jika ia menginat-Ku (baca: berdzikir) dalam diri-Nya, aku akan menyebutnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku didalam sebuah jamaah, aku akan menyebutnya di dalam jamaah yang lebih baik dari mereka.” (Hadits Qudsi, Muttafaqun ‘Alaihi dari hadits Abu Hurairah)
       Dzikir di sini bukanlah sebatas dzikir ucapan, tetapi
       taubat itu merupakan dzikir
       tafakkur itu dzikir
       menuntut ilmu itu dzikir
       mencari rezeki-jika niatnya baik-jiga termasuk dzikir
       dan segala sesuatu yang di sana ada upaya taqarrub kepada Allah dan anda selalu waspada akan pengawasan-Nya kepada anda, maka itu adalah dzikir.
       Oleh karena itu orang yang arif adalah orang yang bisa berdikir di setiap waktu dan kesempatan
Adab Berdzikir :
  1. Khusyu’, menghadirkan hati dan pikiran akan makna-makna lafal yang terucap, berusaha terwarnai olehnya, serta berusaha menetapi maksud dan tujuannya.
  2. Merendahkan suara sebisa mungkin, dengan konsentrasi yang penuh dan iradah yang sempurna, sehingga tidak mengganggu yang lain (Al-A’raf: 205)
  3. Sesuai dengan jamaah (irama dan suaranya), jika kebetulan dzikirnya itu bersama jamaah. Usahakan agar tidak mendahului, terlambat, atau mengungguli bacaan mereka
  4. Bersih pakaian dan tempat, memperhatikan tepat-tempat yang terhormat dan waktu-waktu yang sesuai
  5. Mengakhiri dengan penuh khusu’ dan adab, menjauhi kesalahan dan main-main, yang hal itu bisa menghilangkan faedah dan pengaruh dzikir.
Macam-macam Dzikir :
  1. Al-Wazhifah
  2. Wirid Qur’an
  3. Doa-doa siang dan malam
  4. Doa-doa yang ma’tsur dalam berbagai kesempatan
  5. Wirid Ikhwan: wirid doa dan wirid rabithah
Efek Kekurangan Makanan. Terhadap jasad: lapar atau mati à efek pribadi
       Terhadap akal: bodoh
       Terhadap ruh: mati hati
       Secara rinci sudah diuraikan dalam madah “NAFSUL INSAN”
Ni’mat Lahir dan Batin
       Jika jasad, akal, dan ruh terpenuhi keperluannya dengan tawazun, maka itulah ni’mat yang sejati: lahir dan batin (31:20)
       Kehidupannya akan stabil, tidak mudah tergoncang





Read More




Resume Agama ke 12



حَاجَةُ اْلإِنْسَانِ إِلَى الرَّسُوْلِ Kebutuhan Manusia terhadap Rasul
Manusia Pertama
       Ketika Allah SWT menurunkan Adam AS beserta istrinya ke bumi, maka kemudian memiliki anak
       Setiap kali mengandung, Hawa melahirkan satu pasang anak kembar: laki-laki dan perempuan
       Syari’at yang diterapkan: perkawinan silang dan tidak boleh menikah dengan kembarannya
Perkembangan Manusia.
       Manusia kemudian berkembang dan menyebar ke berbagai tempat
       Mereka bersuku-suku dan berkabilah-kabilah
       Mereka hidup tanpa petunjuk, sehingga menyimpang dari kebenaran
       Allah SWT mengutus RasulNya untuk mengembalikan mereka ke jalan kebenaran
       Rasul yang diutus biasanya berasal dari kaum mereka sendiri
Mengakui Eksistensi Pencipta( وُجُوْدُ الْخَالِق)
Fitrah yang ditanam oleh Allah tidak akan pernah hilang, yang terjadi adalah tertutupi dengan kotoran-kotoran lain. Oleh karena itu, manusia pasti mengakui bahwa di balik alam semesta yang megah dan teratur ini, ada Penciptanya. Hanya saja, karena tidak ada PETUNJUK yang benar, manusia berbeda-beda (salah) dalam menyebut dan mensifatinya.
Sang Pencipta. Keterbatasan akal manusia menyebabkan kesalahan dalam menggambarkan Sang Pencipta. Ada yang menganggap bahwa Pencipta itu terbatas pada satu kemampuan: langit sendiri penciptanya, laut, gunung, awan, dll ada pencipta dan pemeliharanya sendiri-sendiri
      Bhrahma: dewa pencipta alam
      Shiva: dewi perusak alam
Menyembah perusak lebih disukai dari pada pencipta, sehingga patung dewi Shiva yang lebih banyak disembah.
Bangsa Arab
       Bangsa Arab berasal dari keturunan Ismail AS
       Mereka pertama kali mendapat bimbingan dari Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS
       Sepeninggal Ismail AS tidak ada lagi Rasul yang diutus kepadanya sehingga terjadi banyak penyimpangan
       Mereka mengakui dengan pasti akan keberadaan Allah sebagai Pencipta dan Pengatur alam, tetapi mereka mensekutukannya dengan lainnya (29:61, 63)
Beribadah kepada Pencipta عِبَادَةُ الْخَالِق)ِ)
Setelah mengenal Pencipta, maka mereka pun menyembahnya. Akan tetapi, terjadi berbagai macam cara penyembahan. Semuanya tidak lepas dari berbagai kemusyrikan yang menyertai penyembahan kepada Sang Pencipta.
      Menyembah berbagai dewa-dewi, binatang, arwah, bintang, matahari, malaikat yang dianggap anak perempuan Allah (kepercayaan kafir Quraisy), berhala-berhala (27:24, 39:2)
      Mengadakan berbagai sesaji dan korban untuk “tuhan-tuhan” itu.
Ashabiyah (Fanatisme Bangsa).
       Sejarah mencatat berbagai bentuk fanatisme suku atau bangsa
       Banga Arya merasa dirinya bangsa suci, tinggi
       Begitu pula bangsa Yahudi, bangsa kulit putih, bangsa Arab di masa sekarang
       Paham nasionalisme yang semula baik, kemudian berkembang menjadi chauvinisme (nasionalisme sempit dan berlebihan)
       Antar-suku Arab Quraisy sering terjadi perang karena masalah yang sepele
       Arab Madinah dibantu oleh Yahudi terlibat Perang Bu’ats selama 40 tahun sebelum Islam masuk
Petunjuk Rasul (هِدَايَةُ الرَّسُوْلِ)
       Untuk mengatasi dan menyelesaikan berbagai kekacauan itu, maka Allah mengirim para rasul untuk memberikan petunjuk kepada umat manusia
       42:52-53 وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus)
       Petunjuk itu berupa WAHYU yang Allah turunkan kepada para nabi dan rasul, di antaranya berupa shuhuf (87:18-19) dan kitab-kitab (2:2)
Mengenal Pencipta (مَعْرِفَةُ الْخَالِقِ)
       Dengan petunjuk itulah manusia dikenal oleh para rasul tentang Pencipta satu-satunya alam semesta ini, yaitu ALLAH SWT
       6:102
      Rabb kalian adalah ALLAH (ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ)
      Tidak ada ilah kecuali Dia (لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ)
      Pencipta segala sesuatu (خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ)
      Sembahlah Dia (فَاعْبُدُوهُ)
      Dia adalah Pemelihara segala sesuatu (وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ)
Pedoman Hidup (مِنْهَاجُ الْحَيَاةِ)
       Para rasul juga memberi petunjuk tentang aturan-aturan yang seharusnya menjadi pedoman hidup mereka, bukan aturan-aturan yang dibuat mereka
       Pedomana hidup itu seharusnya mampu mengarahkan manusia pada jalan yang lurus (shiratul mustaqim) bukan jalan yang menyimpang dan sesat
       Pedoman hidup itu adalah ISLAM (6:153) inilah yang mesti diikuti dan jangan mengikuti pedoman yang lain karena akan menyimpangkan dari jalur yang benar
       Beribadah dengan Benar ( اَلْعِبَادَةُ اَلصَّحِيْحَةُ)
Berkat petunjuk Rasul, manusia mengenal Allah SWT dengan benar dan mengikuti pedoman hidup yang sejati
       Dengan begitu, manusia akhirnya dapat beribadah kepada Allah SWT dengan ibadah yang benar
       21:25 à sembahlah AKU saja
       98:5 beribadah dengan memurnikan ketaatan



Read More




Return to top of page
Powered By Blogger | Design by Genesis Awesome | Blogger Template by Lord HTML