Sikap terhadap Dua Hal
• Tawazun
(keseimbangan) sangat penting dalam kehidupan à
tidak tawazun akan fatal akibatnya
• Biasanya
tawazun berkaitan dengan mensikapi dua atau beberapa amal yang mesti dilakukan
agar sikapnya tepat (adil): memberikan hak kepada yang berhak
Tawazun di Alam Semesta
• Allah
SWT menciptakan langit dan semua isinya dengan tawazun
• 55:7-9
ada 3 sikap:
– Tawazun:
وَوَضَعَ الْمِيزَانَ à
وَأَقِيمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ
– Jangan
berlebihan: أَلا تَطْغَوْا فِي الْمِيزَانِ
– Jangan
mengurangi: وَلا تُخْسِرُوا الْمِيزَانَ
• Ada
perintah dan larangan agar tetap menjaga keseimbangan (tawazun)
HANIF
• Adanya
fitrah inilah yang membuat manusia memiliki kecenderungan kepada kebaikan atau
yang disebut HANIF
• Maka
kecenderungan baik (hanif) mesti dipertahankan à
30:30 perintah untuk perhatian terhadap DIEN YANG LURUS, yang akan membawa
fitrah tetap pada jalan yang lurus
• Ingat!
Bahan baku yang telah diberikan Allah itu baik, tapi jika tidak dipelihara akan
rusak
Memelihara Fitrah. Agar fitrah yang hanif ini terpelihara
dengan baik, perlu bersikap TAWAZUN terhadap 3 potensi manusia: jasad, akal,
dan ruh. Manusia menurut Islam terdiri dari 3 unsur:
- JASAD
(physical being)
- AKAL
(intellectual being)
- RUH
(spiritual being) à
Barat sering melupakan yang ini
اَلْغِذَاءُ اَلْجَسَدِيُّ (Makanan Jasad)
• Makanan
jasad, ya makanan yang biasa kita makan: nasi, tahu, tempe, daging, sayur,
susu, madu, air, dll
• Kurang
makanan à
lemah, sakit, bahkan bisa mati (kelaparan)
• Allah
SWT telah menyediakan makanan untuk manusia dengan dua patokan:
- Halal
dan baik 2:168, 5:88, 8:69, 16:114
- Tidak
berlebihan 6:141, 7:31
Cenderung Berlebihan. Allah SWT hanya melarang untuk tidak
berlebihan, tapi tidak ada larangan jangan kekurangan. Karena kecenderungan
manusia dalam masalah ini adalah berlebihan, tidak ada yang mau kekurangan. Bahkan
tubuh manusia ternyata didisain oleh Allah, mampu menampung lemak hampir tanpa
batas à
ada manusia yang berbobot 600 kg. Berlebihan di sini juga berarti memakan
makanan yang haram atau tidak membayar zakatnya (68:17-33) atau mengharamkan
makanan yang halal (66:1). Agar mendapatkan makanan à mesti bekerja: pekerjaan yang
baik, bukan mencuri, menipu, dll . Makanan halal tapi didapat dengan uang yang
haram akan masuk ke dalam tubuh sehingga tubuh ada unsur haramnya.
اَلْغِذَاءُ اَلْعَقْلِيُّ (Makanan Akal)
• Makanan
akal adalah ILMU
• Kurang
ilmu à
akalnya lemah, “kurus” (bodoh)
• Seperti
makanan jasad, ilmu pun mesti yang baik sehingga bermanfaat
• Ilmu
yang buruk: ilmu sihir, ilmu mencuri, dll
Ayat-ayat yang Pertama Turun: ILMU
• Ada
tiga surat yang pertama turun
- Al-’Alaq:
1-5 à
perintah membaca (iqra’)
- Al-Qalam
à
ayat 1 Demi PENA dan apa yang DITULIS
- Al-Muzammil:1-19
à
perintah membaca al-Qur’an dengan perlahan (tartil)
• Pada
masa kejayaan Islam, ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat
HIKMAH. Jika ilmu itu berkembang dengan baik, maka akan
muncul hikmah (sikap bijak). 2:269 hikmah = kebaikan yang banyak
– Hikmah
adalah memahami al-Qur’an
– Hikmah
adalah kesesuaian ucapan dan perbuatan (الإصابة
في القول والفعل)
– Hikmah
adalah mengenal agama, memahaminya, dan mengikutinya
– Hikmah
adalah pemahaman
– Hikmah
adalah rasa takut (al-khasyyah) kepada Allah, karena pangkal segala sesuatu
adalah takut kepada Allah
اَلْغِذَاءُ اَلرُّوْحِيُّ (Makanan Ruh)
• Makanan
ruh adalah dzikrullah (ingat kepada Allah)
• Inilah
makanan yang kurang mendapatkan perhatian manusia pada umumnya
• “Lapar”-nya
tidak terasa, padahal fenomenanya sudah muncul: gelisah, tidak dapat tidur
• Padahal
ruh itu PENGENDALI diri kita
Tidak Terkontrol
• Akibat
kelemahan ruh, maka kehidupan seseorang tidak akan terkontrol
– Halal
dan haram tidak dipedulikan
– Orang
lain susah pun tidak dipedulikan
– Masyarakat
hancur, negara hancur, bahkan dunia hancur pun tidak peduli
– Ia
akan mementingkan dirinya sendiri
Dzikrullah
• 33:41
dzikir yang banyak (ciri mu’min)
• 4:142
dzikir yang sangat sedikit (ciri munafik)
• “Aku
terserah kepada persangkaan hamba-Ku terhadap Ku, jika ia menginat-Ku (baca:
berdzikir) dalam diri-Nya, aku akan menyebutnya dalam diri-Ku. Jika ia
mengingat-Ku didalam sebuah jamaah, aku akan menyebutnya di dalam jamaah yang
lebih baik dari mereka.” (Hadits Qudsi, Muttafaqun ‘Alaihi dari hadits Abu
Hurairah)
• Dzikir
di sini bukanlah sebatas dzikir ucapan, tetapi
• taubat
itu merupakan dzikir
• tafakkur
itu dzikir
• menuntut
ilmu itu dzikir
• mencari
rezeki-jika niatnya baik-jiga termasuk dzikir
• dan
segala sesuatu yang di sana ada upaya taqarrub kepada Allah dan anda selalu
waspada akan pengawasan-Nya kepada anda, maka itu adalah dzikir.
• Oleh
karena itu orang yang arif adalah orang yang bisa berdikir di setiap waktu dan
kesempatan
Adab Berdzikir :
- Khusyu’,
menghadirkan hati dan pikiran akan makna-makna lafal yang terucap,
berusaha terwarnai olehnya, serta berusaha menetapi maksud dan tujuannya.
- Merendahkan
suara sebisa mungkin, dengan konsentrasi yang penuh dan iradah yang
sempurna, sehingga tidak mengganggu yang lain (Al-A’raf: 205)
- Sesuai
dengan jamaah (irama dan suaranya), jika kebetulan dzikirnya itu
bersama jamaah. Usahakan agar tidak mendahului, terlambat, atau
mengungguli bacaan mereka
- Bersih
pakaian dan tempat, memperhatikan tepat-tempat yang terhormat dan
waktu-waktu yang sesuai
- Mengakhiri
dengan penuh khusu’ dan adab, menjauhi kesalahan dan main-main, yang
hal itu bisa menghilangkan faedah dan pengaruh dzikir.
Macam-macam Dzikir :
- Al-Wazhifah
- Wirid
Qur’an
- Doa-doa
siang dan malam
- Doa-doa
yang ma’tsur dalam berbagai kesempatan
- Wirid
Ikhwan: wirid doa dan wirid rabithah
Efek Kekurangan Makanan. Terhadap jasad: lapar atau mati à efek pribadi
• Terhadap
akal: bodoh
• Terhadap
ruh: mati hati
• Secara
rinci sudah diuraikan dalam madah “NAFSUL INSAN”
Ni’mat Lahir dan Batin
• Jika
jasad, akal, dan ruh terpenuhi keperluannya dengan tawazun, maka itulah ni’mat
yang sejati: lahir dan batin (31:20)
• Kehidupannya
akan stabil, tidak mudah tergoncang