September 2015 - Belajar Bersama September 2015 | Belajar Bersama

Translate

Jumat, 04 September 2015

Makalah Rekayasa Web



1.1       Definisi Rekayasa Web

Rekayasa web adalah sebuah aplikasi yang menggunakan pendekatan sistematis, disiplin dan terukur untuk pengembangan, operasi dan pemeliharaan aplikasi berbasis web (Web-bassed application). Sebagai cacatan kebanyakan literature tentang rekayasa web mengacu kepada situs Web, aplikasi berbasis Web, Sistem berbasi Web, dan aplikasi Web.
Rekayasa Web adalah subdisiplin dari rekayasa perangkat lunak yang membantu menyediakan metodologi untuk merancang, pengembangan, memelihara, dan melibatkan aplikasi Web. Beberapa metode telah diajukan dalam literature sistem seperti OOHDM, OO-H, dan WebML.Beberapa metodologi lebih lanjut akan mendukung halaman-halaman Web di dalam bentuk lainnya, seperti WML untuk mobile device.
Munculnya disiplin rekayasa web ini menunjukan suatu kebutuhan yang diputuskan pada kesuksesan pengembang aplikasi dan sistem berbasis Web. Rekayasa Web menggunakan sains, rekayasa dan pendekatan- pendekatan sistematis serta prinsip-prinsip manajemen untuk kesuksesan terhadap pengembang, penyegaran, pemeliharaan aplikasi, dan sistem  Web yang berkualitas inggi (Murugusen, dkk, 1999 ). Rekayasa Web membantu para pengembang sistem di bawah control, memperkecil resiko-resiko yang akan terjadi dan menigkatkan kualitas, dapat dipelihara dan memiliki skalabilitas aplikasi Web. Tujuan utama dari REkaya Web adalah kesuksesan dalam mengatur kompleksitas serta keanekaragaman pengembangan aplikais Web. Oleh karena itu, kegagalan yang mungkin terjadi bias menjadi implikaisi yang sangat serius.

1.2.      Logo Rekayasa Web

Logo rekayasa Web menggambarkan sebuah nilai filosofis, tujuan yang ingin dipromosikan oleh rekaya Web yaitu sebuah kerangka dan metedologi untuk pengembangan sistem berbasis Web yang mendukung kreativitas dan fleksibelitas, dan masih mempertahankan pengakuan karakteristrik dan fitur-fitur dari media Web.
Gambar 1 1  Logo Rekayasa Web

1.3.      Kebutuhan Untuk Rekayasa Web

Pada langkah-langkah awal bengembangan Web, Powell (1998) mengidentifikasi dan menekankan kebutuhan untuk rekayasa seperti pada rekayasa dokumen Web dan rekayas situs Web. Rekaya Web pada umunya dengan  tegas mengenali fakta bahwa pengenmbangan Web yang baik memerlukan usaha multidisipliner.

1.3.1.  Persepsi Pengembangan Web

Pengembanga Web disarankan pada tingkat yang berbeda, seperti yang ditunjukan pada Gambar 1.2

Gambar 1 2  Tingkat Persepsi di Dalam Pengembangan Web
Seseorang yang relatif baru didalam pengembangan Web, baik itu menjadi pengembangan, penggunaan atau manajer Web, akan masuk didalam kontruksi halaman Web (tingkat 1 dari gambar 1.2 ). Tingkat ini juga secara kebetulan merupaka tingkat yang paling mudah untuk dipahami dan dikuasai karena membangun pada bahasa makup (HTML), bukan bahasa pemrograman. Tingkat selanjutnya design halaman merujuk pada pengembangan dan manajer yang telah memperoleh pengalaman.
Tingkat selanjutnya adalah desain situs Web, atau arsitektur informasi. Situs Web yang baik akan memerlukan struktur navigasi yang baik pula (misalnya, struktur yang membantu pengguna untuk mencapai tujuannya). Tingkat ini sama sekali tidak ditunjukan pada rekayasa perangkat lunak tradisional dan dapat melibatkan keahlian di bidang ilmu computer.
Untuk menambah kesulitan persepsi,sejumlah besar organisasi masuk di langkah tiga pengembangan Web, misalnya dengan keputusan bahwa mereka harus memiliki sebuah kehadiran Web. Sebagai konsekwensinya, pengembangan Web mungkin dipandang sebagai hal yang sebagian besar berkaitan dengan penerbitan atau pembangunan/ penguatan merek dengan anggapan bahwa mempelajari rekayasa perangkat lunak sepertinya tidak relavan atau hanya diabaikan. Pemahaman dan pentingnya langkah-langkah lainnya akan menjadi lebih jelas hanya setelah situs Web diciptakan.

1.3.2.  Pengalaman Pengembangan Web, Teknologi Baru , Dan Kosensus Pakar.

Kebutuhan akan rekaya Web telah diperdebatkan dan dibahas dalam beberapa konferensi.Konstribusi yang diterbitkan juga dating dari berbagai sumber, seperti cara bekerja di tempat kerja, artikel jurnal, isu khusus dari IEEE Multimedia, Cutter IT Journal, IEEE Sofware dan IEEE Internet Computing, dan buku yang diterbitkan pada rekayas Web. Dari diskusi ini , wajar untuk mengatakan bahwa kepentingan dari rekaya Web kini layak untuk dibentuk melaui sebuah consensus antar pakar atas perbedaan atas karekteristik aplikasi Web dan perangkat lunak konpensional.
Gambar 1.3.  Perbedaan utama antara aplikasi web dan perangkat lunak konvensional

GAMBAR 1.3. tersebut meringkas penemuan-penemuan para pakar dengan beberapa tambahan dan karesteristrik khusus.  Ini adalah catatan yang berharga dengan didasarkan pada pengalaman pengembangan Web yang telah dikonsultasikan kepada para pakar.


1.4.      Rekayasa  Web Bukan Rekayasa Perangkat Lunak

Warren (2001) menyatakan bahwa situs Web mematuhi Laws of software Evalution milik Lehman. Meskipun begitu, situs Web memerlukan satu jenis pemeliharaan yang tidsk termasuk didalam perangkat lunak standar dengan pemeliharaan yang bersifat untung-untungan.
Powell (1998), sekali lagi, telah banyak menghabiskan waktunya untuk mempertimbangkan Web dalam kaitannya dengan rekayasa perangkat lunak. Bagian dari pertimbangan ini adalah daftar proferti dari situs Web yang terekayasa dengan baik.
1.     Correctness
Situs melaksanakan fungsi yang telah ditetapkan dan mengerjakannya sehingga jika muncul kesalahan, situs akan dibebaskan (bebas dari kesalaha). Ketepatan adalah suatu kualitas yang sulit untuk ditetapkan: situs mungkin menampilkan yang benar namun juga dapat berisi kompeten yang salah  (bentuk cacat).
2.    Testability
Situs dapat mempunyai kemampuan dan pengujian usabilitas secara menyeluruh ketika dimungkinkan, teruama dengan scenario tes dan tes data untuk situs yang berisi    komponen interaktif.
3.    Maintaintainability
Pembuatan perubahan terhadap situs sedapat mungkin harus mudah dan menangkup kemampuan untuk membuat perubahan kecil, bahkan untuk menambahkannya, atau menghapus keseluruh bagian dengan mudah.
4.    Scalablity
Situs mampu mendukung peningkatan di dalam jumlah pengguna yang banyak. 
5.    Reusability
Situs harus berbasis komponen, jika mungkin, sehingga mengijinkan pengembang untuk kembali menggunakan kode yang sama pada proyek lainnya
6.    Robustness
Situs harus bias digunakan oleh para pengguna dengan kepercayaan dan jasa yang tersedia berfungsi dengan baik.Hal ini berlaku dengan tidak hanya isu antarmuka, namun juga pada bandwidth yang besar, server uptime, dan komponen back-end yang berfungsi dengan baik.  
7.        readability
File sumber yang diguanakan untuk membangun komponen situs harus bias digunakan oleh pengembang karena hal ini akan membantu pemeliharaan. Kebanyakan isu yang terlibat, seperti komentar dan format kode sumber, menerapkan pemrograman tradisional.
8.        Well-documented
Situs yang dokumentasinya baik akan membantu dalam pemeliharaan , dalam arti bahwa sejarah proyek msih tetap ada untuk pemeliharaan (maintainer) yang selanjutnya dapat digunakan untuk memelihara dan bahkan konsultasi ketika dibutuhkan.
9.        Appropriately presented
Fungsi dan target audensi dari situs merupakan pertimbangan utama untuk pengembang ketika akan mengembangkan komponen-komponen antar muka.
Kualitas ini lebih spesifikasi dari prinsip-prinsip rekayasa yang ditulis oleh Pressman. Enam item pertama menguraikan kualitas produk didalam istilah rekayasa.Dua diantara tiga item terakhir menggambarkan kualitas sistem untuk pengembanganya.Powell mengatakan dengan pasti bahwa rekayasa perangkat lunak dengan  Web adalah hal yang berbeda. Hal tersebut disebabkan oleh sebagian besar dari hasil dokumen, fokusnya dari konten kebanyakan situs, dan kultur dasar pengembangan. Dengan penekanan yang besar atas antar muka pengguna, estetika sistem mengambil suatu peran yang menonjol.

 1.5.     Rekayasa  Web Untuk Pengguan Akhir

Rekayasa Web merupakan hal yang kompeks. Meskipun begitukebanyakan aspek dari kompleksitas yang sekarang tidak dapat dipisahkan dari prosesnya. Untuk aplikasi manajemen data, penyebab pengembangan Web menjadi sulit sudah disampaikan oleh Brooks (1987). Contoh dari kompleksitas kebetulandan rintangan untuk penembangan Web adalah sebagai berikut:
1.    Pemastian keamanan,
2.    Penangana kecocokan lintas platform,
3.    Pengintegrasian teknologi (misalnya HTML, CSS, JavaScript, Java, SQL), dan
4.    Perbaikan (debugging) aplikasi Web.
Intuisi dari orang yang bukan pemrogram tentang pemrograman Web telah dihasilkan, begitu pula dengan daftar perhatian yang lebih panjang untuk contoh stateless HTTP dan keperluan untuk manajemen sesi, parameter yang melewatkan halaman atau modul sebuah ,aplikasi, validasi masukan dan penentuan dan pengetahuan koneksi basis data. Jika pengembangan web sudah bias mempermudah pengguana akhir, kompleksitasnya harus dihapuskan atau disembunyikan sedapat mungkin.
Suatu pendekatan umum digunakan untuk menciptakan proses dan toolyang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan pengguana akhir. Tujuan dan harapannya adalah untuk membuat tool yang spesifik bagi daerah permasalahan pengguana.

1.6.      Aplikasi Web Berbasis Sistem Manajemen Konten

Sistem Manajemen Konten yang biasa dikenal dengan Conten Mnajement System, di singkat CSM , adalah sistme perangkat lunak yang memungkinkan seseorang untuk mengatur proses berjalannya suatu situs Web. Dengan program CSM, kita bias menambahkan, mengubah, bahkan mengurangi isi dari situs Web kita.
Beberapa tahun lalu, untuk membuat situs Web yang kita miliki pengetahuan tentang ilmu yang berhubungan dengan pembuatan dan pengolaan situs Web, seperti HTML, PHP dan lain-lain. Saat ini kita tidak perlu mempelajari bahaa pemrograman tersebut. Dengan CSM, pembutan situs Web baru hanya membutuhkan beberapa menit. Dengan CMS kita juga bias melakukan pengontrolan terhadap situs Web kita dengan mudah. CSM pun dapat digunakan secara grais. Jadi, saat ini sudah banyak kemudahan untuk membuat situs Web dengan gratis.

REKAYASA WEB
Analisis dan Desaint Sistem, Rekayasa Informasi, Rekayasa Hipermedia, Interaksi Manusia dan Komputer, Rekayasa Kebutuhan, Data Mining, Manajement Proyek.
JANNER SIMARTAMA





Read More




Return to top of page
Powered By Blogger | Design by Genesis Awesome | Blogger Template by Lord HTML