2015 - Belajar Bersama 2015 | Belajar Bersama

Translate

Jumat, 04 September 2015

Makalah Rekayasa Web



1.1       Definisi Rekayasa Web

Rekayasa web adalah sebuah aplikasi yang menggunakan pendekatan sistematis, disiplin dan terukur untuk pengembangan, operasi dan pemeliharaan aplikasi berbasis web (Web-bassed application). Sebagai cacatan kebanyakan literature tentang rekayasa web mengacu kepada situs Web, aplikasi berbasis Web, Sistem berbasi Web, dan aplikasi Web.
Rekayasa Web adalah subdisiplin dari rekayasa perangkat lunak yang membantu menyediakan metodologi untuk merancang, pengembangan, memelihara, dan melibatkan aplikasi Web. Beberapa metode telah diajukan dalam literature sistem seperti OOHDM, OO-H, dan WebML.Beberapa metodologi lebih lanjut akan mendukung halaman-halaman Web di dalam bentuk lainnya, seperti WML untuk mobile device.
Munculnya disiplin rekayasa web ini menunjukan suatu kebutuhan yang diputuskan pada kesuksesan pengembang aplikasi dan sistem berbasis Web. Rekayasa Web menggunakan sains, rekayasa dan pendekatan- pendekatan sistematis serta prinsip-prinsip manajemen untuk kesuksesan terhadap pengembang, penyegaran, pemeliharaan aplikasi, dan sistem  Web yang berkualitas inggi (Murugusen, dkk, 1999 ). Rekayasa Web membantu para pengembang sistem di bawah control, memperkecil resiko-resiko yang akan terjadi dan menigkatkan kualitas, dapat dipelihara dan memiliki skalabilitas aplikasi Web. Tujuan utama dari REkaya Web adalah kesuksesan dalam mengatur kompleksitas serta keanekaragaman pengembangan aplikais Web. Oleh karena itu, kegagalan yang mungkin terjadi bias menjadi implikaisi yang sangat serius.

1.2.      Logo Rekayasa Web

Logo rekayasa Web menggambarkan sebuah nilai filosofis, tujuan yang ingin dipromosikan oleh rekaya Web yaitu sebuah kerangka dan metedologi untuk pengembangan sistem berbasis Web yang mendukung kreativitas dan fleksibelitas, dan masih mempertahankan pengakuan karakteristrik dan fitur-fitur dari media Web.
Gambar 1 1  Logo Rekayasa Web

1.3.      Kebutuhan Untuk Rekayasa Web

Pada langkah-langkah awal bengembangan Web, Powell (1998) mengidentifikasi dan menekankan kebutuhan untuk rekayasa seperti pada rekayasa dokumen Web dan rekayas situs Web. Rekaya Web pada umunya dengan  tegas mengenali fakta bahwa pengenmbangan Web yang baik memerlukan usaha multidisipliner.

1.3.1.  Persepsi Pengembangan Web

Pengembanga Web disarankan pada tingkat yang berbeda, seperti yang ditunjukan pada Gambar 1.2

Gambar 1 2  Tingkat Persepsi di Dalam Pengembangan Web
Seseorang yang relatif baru didalam pengembangan Web, baik itu menjadi pengembangan, penggunaan atau manajer Web, akan masuk didalam kontruksi halaman Web (tingkat 1 dari gambar 1.2 ). Tingkat ini juga secara kebetulan merupaka tingkat yang paling mudah untuk dipahami dan dikuasai karena membangun pada bahasa makup (HTML), bukan bahasa pemrograman. Tingkat selanjutnya design halaman merujuk pada pengembangan dan manajer yang telah memperoleh pengalaman.
Tingkat selanjutnya adalah desain situs Web, atau arsitektur informasi. Situs Web yang baik akan memerlukan struktur navigasi yang baik pula (misalnya, struktur yang membantu pengguna untuk mencapai tujuannya). Tingkat ini sama sekali tidak ditunjukan pada rekayasa perangkat lunak tradisional dan dapat melibatkan keahlian di bidang ilmu computer.
Untuk menambah kesulitan persepsi,sejumlah besar organisasi masuk di langkah tiga pengembangan Web, misalnya dengan keputusan bahwa mereka harus memiliki sebuah kehadiran Web. Sebagai konsekwensinya, pengembangan Web mungkin dipandang sebagai hal yang sebagian besar berkaitan dengan penerbitan atau pembangunan/ penguatan merek dengan anggapan bahwa mempelajari rekayasa perangkat lunak sepertinya tidak relavan atau hanya diabaikan. Pemahaman dan pentingnya langkah-langkah lainnya akan menjadi lebih jelas hanya setelah situs Web diciptakan.

1.3.2.  Pengalaman Pengembangan Web, Teknologi Baru , Dan Kosensus Pakar.

Kebutuhan akan rekaya Web telah diperdebatkan dan dibahas dalam beberapa konferensi.Konstribusi yang diterbitkan juga dating dari berbagai sumber, seperti cara bekerja di tempat kerja, artikel jurnal, isu khusus dari IEEE Multimedia, Cutter IT Journal, IEEE Sofware dan IEEE Internet Computing, dan buku yang diterbitkan pada rekayas Web. Dari diskusi ini , wajar untuk mengatakan bahwa kepentingan dari rekaya Web kini layak untuk dibentuk melaui sebuah consensus antar pakar atas perbedaan atas karekteristik aplikasi Web dan perangkat lunak konpensional.
Gambar 1.3.  Perbedaan utama antara aplikasi web dan perangkat lunak konvensional

GAMBAR 1.3. tersebut meringkas penemuan-penemuan para pakar dengan beberapa tambahan dan karesteristrik khusus.  Ini adalah catatan yang berharga dengan didasarkan pada pengalaman pengembangan Web yang telah dikonsultasikan kepada para pakar.


1.4.      Rekayasa  Web Bukan Rekayasa Perangkat Lunak

Warren (2001) menyatakan bahwa situs Web mematuhi Laws of software Evalution milik Lehman. Meskipun begitu, situs Web memerlukan satu jenis pemeliharaan yang tidsk termasuk didalam perangkat lunak standar dengan pemeliharaan yang bersifat untung-untungan.
Powell (1998), sekali lagi, telah banyak menghabiskan waktunya untuk mempertimbangkan Web dalam kaitannya dengan rekayasa perangkat lunak. Bagian dari pertimbangan ini adalah daftar proferti dari situs Web yang terekayasa dengan baik.
1.     Correctness
Situs melaksanakan fungsi yang telah ditetapkan dan mengerjakannya sehingga jika muncul kesalahan, situs akan dibebaskan (bebas dari kesalaha). Ketepatan adalah suatu kualitas yang sulit untuk ditetapkan: situs mungkin menampilkan yang benar namun juga dapat berisi kompeten yang salah  (bentuk cacat).
2.    Testability
Situs dapat mempunyai kemampuan dan pengujian usabilitas secara menyeluruh ketika dimungkinkan, teruama dengan scenario tes dan tes data untuk situs yang berisi    komponen interaktif.
3.    Maintaintainability
Pembuatan perubahan terhadap situs sedapat mungkin harus mudah dan menangkup kemampuan untuk membuat perubahan kecil, bahkan untuk menambahkannya, atau menghapus keseluruh bagian dengan mudah.
4.    Scalablity
Situs mampu mendukung peningkatan di dalam jumlah pengguna yang banyak. 
5.    Reusability
Situs harus berbasis komponen, jika mungkin, sehingga mengijinkan pengembang untuk kembali menggunakan kode yang sama pada proyek lainnya
6.    Robustness
Situs harus bias digunakan oleh para pengguna dengan kepercayaan dan jasa yang tersedia berfungsi dengan baik.Hal ini berlaku dengan tidak hanya isu antarmuka, namun juga pada bandwidth yang besar, server uptime, dan komponen back-end yang berfungsi dengan baik.  
7.        readability
File sumber yang diguanakan untuk membangun komponen situs harus bias digunakan oleh pengembang karena hal ini akan membantu pemeliharaan. Kebanyakan isu yang terlibat, seperti komentar dan format kode sumber, menerapkan pemrograman tradisional.
8.        Well-documented
Situs yang dokumentasinya baik akan membantu dalam pemeliharaan , dalam arti bahwa sejarah proyek msih tetap ada untuk pemeliharaan (maintainer) yang selanjutnya dapat digunakan untuk memelihara dan bahkan konsultasi ketika dibutuhkan.
9.        Appropriately presented
Fungsi dan target audensi dari situs merupakan pertimbangan utama untuk pengembang ketika akan mengembangkan komponen-komponen antar muka.
Kualitas ini lebih spesifikasi dari prinsip-prinsip rekayasa yang ditulis oleh Pressman. Enam item pertama menguraikan kualitas produk didalam istilah rekayasa.Dua diantara tiga item terakhir menggambarkan kualitas sistem untuk pengembanganya.Powell mengatakan dengan pasti bahwa rekayasa perangkat lunak dengan  Web adalah hal yang berbeda. Hal tersebut disebabkan oleh sebagian besar dari hasil dokumen, fokusnya dari konten kebanyakan situs, dan kultur dasar pengembangan. Dengan penekanan yang besar atas antar muka pengguna, estetika sistem mengambil suatu peran yang menonjol.

 1.5.     Rekayasa  Web Untuk Pengguan Akhir

Rekayasa Web merupakan hal yang kompeks. Meskipun begitukebanyakan aspek dari kompleksitas yang sekarang tidak dapat dipisahkan dari prosesnya. Untuk aplikasi manajemen data, penyebab pengembangan Web menjadi sulit sudah disampaikan oleh Brooks (1987). Contoh dari kompleksitas kebetulandan rintangan untuk penembangan Web adalah sebagai berikut:
1.    Pemastian keamanan,
2.    Penangana kecocokan lintas platform,
3.    Pengintegrasian teknologi (misalnya HTML, CSS, JavaScript, Java, SQL), dan
4.    Perbaikan (debugging) aplikasi Web.
Intuisi dari orang yang bukan pemrogram tentang pemrograman Web telah dihasilkan, begitu pula dengan daftar perhatian yang lebih panjang untuk contoh stateless HTTP dan keperluan untuk manajemen sesi, parameter yang melewatkan halaman atau modul sebuah ,aplikasi, validasi masukan dan penentuan dan pengetahuan koneksi basis data. Jika pengembangan web sudah bias mempermudah pengguana akhir, kompleksitasnya harus dihapuskan atau disembunyikan sedapat mungkin.
Suatu pendekatan umum digunakan untuk menciptakan proses dan toolyang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan pengguana akhir. Tujuan dan harapannya adalah untuk membuat tool yang spesifik bagi daerah permasalahan pengguana.

1.6.      Aplikasi Web Berbasis Sistem Manajemen Konten

Sistem Manajemen Konten yang biasa dikenal dengan Conten Mnajement System, di singkat CSM , adalah sistme perangkat lunak yang memungkinkan seseorang untuk mengatur proses berjalannya suatu situs Web. Dengan program CSM, kita bias menambahkan, mengubah, bahkan mengurangi isi dari situs Web kita.
Beberapa tahun lalu, untuk membuat situs Web yang kita miliki pengetahuan tentang ilmu yang berhubungan dengan pembuatan dan pengolaan situs Web, seperti HTML, PHP dan lain-lain. Saat ini kita tidak perlu mempelajari bahaa pemrograman tersebut. Dengan CSM, pembutan situs Web baru hanya membutuhkan beberapa menit. Dengan CMS kita juga bias melakukan pengontrolan terhadap situs Web kita dengan mudah. CSM pun dapat digunakan secara grais. Jadi, saat ini sudah banyak kemudahan untuk membuat situs Web dengan gratis.

REKAYASA WEB
Analisis dan Desaint Sistem, Rekayasa Informasi, Rekayasa Hipermedia, Interaksi Manusia dan Komputer, Rekayasa Kebutuhan, Data Mining, Manajement Proyek.
JANNER SIMARTAMA





Read More




Minggu, 05 Juli 2015

Power Point & Program

Bimbingan ini adalah bimbingan yang terakhir yang dibimbing sama pak saipul anwar.
Disini saya melakukan bimbingan yaitu power point dan program. Bapak menyuruh sya untu ngepint laporan semuanya. dan saya pun mengikuti apa yang bapak mau. Bimbingan kali ini saya di print.
Lalu bapak menyetujui aplikasi yang saya buat.


Terima kasih
Pak Saipul Anwar atas bimbingan yang bapak berikan kepada Nia
Read More




Daftar Pustaka

Bimbingan Ke 13 ini saya menyerahkan laporan sya yang mau dikoreksi sama bapak.
Daftar isi saya harus dirapihkan lagi, dan harus ada dari buku jangan dari internet semua itu komen bapak untuk say pada bimbingan kali ini.
Read More




Bab V

Pada bimbinga ke 12 ini saya menyerahkan laporan saya untuk di periksa sama pak saipul. Dan di Bab V ini adalah kesimpulan menjawab dari rumusan masalah. Jadi kalu kesimpulannya 2/3, rumusan masalahnya 2/3 lagi.

Nah di saran ini adalah saran yang kurang dari aplikasi yang kita buat. Dan saran untuk diri sendiri agar aplikasinya lebih bagus dari aplikasi sebelumnya.

Read More




Bab IV Lanjutan 2

Nah pada bab iv saya akan membahas kesan dan pesan saat saya melakukan bimbingan denga Bapak Saipul Anwar. Tepatnya bimbingna dilakukan di lantai 2 seperti biasanya. Menurut pak saipul bab iv saya harus dirapihkan tata cara penulisannya, nah diagram use case sistem yang berjalan di Tugas Akhir saya harus diperbaiki. 

Nah pada bab iv ini adalah bab iv yang lanjutan dari bab iv sebelumnya.
Hanya menambahkan materi yang sudah di buat.
Komen bapak terhadap bab iv saya ini adalah bapak hanya melihatnya dan lalu bilang iya nanti lanjutkan lagi yah bab iv nya.

Selanjutnya pada bab iv yang lanjutan ke 2 ini adalah bapak hanya mengecek dan melihat isi dari laporan yang saya buat. Dan bapak bilang iya nanti lanjut ke bab v yah.

Terima kasih 
Bapak Saipul Anwar

Read More




Program Perbaikan

Pada pertemuan ke 11 ini saya bimbingan ke bapak mengenai program yang perbaikan.
Komen bapak tenteng program yang saya buat adalah kerjakan lagi aplikasinya karena aplikasi itu adalah yang kamu buat. kalau laporan itu bisa di konsultasikan kalau aplikasi itu haya kitan yang tau alur cerita dari aplikasi tersebut.


Terima kasih
Bapak Saipul Anwar
Read More




Bab IV Lanjutan

Nah pada bab iv saya akan membahas kesan dan pesan saat saya melakukan bimbingan denga Bapak Saipul Anwar. Tepatnya bimbingna dilakukan di lantai 2 seperti biasanya. Menurut pak saipul bab iv saya harus dirapihkan tata cara penulisannya, nah diagram use case sistem yang berjalan di Tugas Akhir saya harus diperbaiki. 

Nah pada bab iv ini adalah bab iv yang lanjutan dari bab iv sebelumnya.
Hanya menambahkan materi yang sudah di buat.
Komen bapak terhadap bab iv saya ini adalah bapak hanya melihatnya dan lalu bilang iya nanti lanjutkan lagi yah bab iv nya.

Terima kasih 
Bapak Saipul Anwar
Read More




Program Aplikasi Simulasi

Pada bimbingan kali ini saya mau bimbingan mengenai Program Aplikasi Simulasi aplikasi yang saya buat. Menurut komentar pak saipul anwar ini di buatnya di blender 3d yah. Lalu saya bilang iya pak. Iyah nanti lanjutkan lagi projecnya yah...
Read More




Bab IV

Nah pada bab iv saya akan membahas kesan dan pesan saat saya melakukan bimbingan denga Bapak Saipul Anwar. Tepatnya bimbingna dilakukan di lantai 2 seperti biasanya. Menurut pak saipul bab iv saya harus dirapihkan tata cara penulisannya, nah diagram use case sistem yang berjalan di Tugas Akhir saya harus diperbaiki.
Read More




Minggu, 21 Juni 2015

Bab III Revisi

Pada pertemuan ini saya bimbingan Bab III dibahas haya soal rapihkan tulisan saja.
Jangan Lupa struktrur organisasi selesaikan dari sekolah
Terima kasih.
Read More




Rabu, 17 Juni 2015

Bab III

Pada pertemuan ini saya bimbingan Bab III dibahas haya soal rapihkan tulisan saja.
Terima kasih.
Read More




Kamis, 11 Juni 2015

Revisi Bab II


BAB II
LANDASAN TEORI

Dalam Bab II ini anda dapat menuliskan teori-teori yang berkaitan erat dengan topik bahasan tugas akhir yang sedang disusun yang diambil dari berbagai sumber literatur sebagsai salah satu bentuk metode penelitian yang digunakan yaitu library research/studi pustaka. Teori- teori ini dapat dikatagorikan dalam teori dasar/ umum dan teori-teori khusus yang berhubungan langsung dengan topik bahasan.
  1. Teori-Teori Dasar/ Umum
  2. Teori-Teori Yang Berhubungan Dengan Topik Yang Dibahas.
  3. Penelitian Sebelumnya.
Didalam bab 2 ini penulis disuruh merevisi oleh dosen pembimbing.
Read More




BAB II

BAB II
LANDASAN TEORI

Dalam Bab II ini anda dapat menuliskan teori-teori yang berkaitan erat dengan topik bahasan tugas akhir yang sedang disusun yang diambil dari berbagai sumber literatur sebagsai salah satu bentuk metode penelitian yang digunakan yaitu library research/studi pustaka. Teori- teori ini dapat dikatagorikan dalam teori dasar/ umum dan teori-teori khusus yang berhubungan langsung dengan topik bahasan.
  1. Teori-Teori Dasar/ Umum
  2. Teori-Teori Yang Berhubungan Dengan Topik Yang Dibahas.
  3. Penelitian Sebelumnya.
Read More




Senin, 25 Mei 2015

BAB I PENDAHULUAN


Dalam Bab I mencangkup tentang:
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Ruang Lingkup Dan Batasan
4. Tujuan & Manfaat
5. Metedologi Penelitian
6. Sistematika Penulisan :
   BAB I              PENDAHULUAN
  BAB II             LANDASAN TEORI
  BAB III             IDENTIFIKASI MASALAH
  BAB IV           PERANCANGAN ATAU RANCANGAN SISTEM
  BAB V            KESIMPULAN DAN SARAN
Read More




ABSRAK

Pada bimbingan kali ini saya membahas tentang abstrak.
Sebelum membuat bab 1 kita harus membuat abstrak terlebih dahulu. Abstrak itu harus 1 spasi. 


Read More




Kamis, 07 Mei 2015

Jenis - Jenis Media Pembelajaran didalam PJJ_Tugas Akhir KDPJJ

PAPER TUGAS AKHIR

PENDIDIKAN JARAK JAUH

 Jenis - Jenis Media Pembelajaran didalam PJJ




       










Disusun Oleh

Nama         : Nia Kurnia Asih

Dosen :

Timbul Pardede








A.    Penegertian
Beberapa definisi yang diberikan para ahli menjelaskan bahwa pendidikan jarak jauh adalah:
1. Suatu bentuk pembelajaran mandiri yang terorganisasi secara sistematis, dimana konseling, penyajian materi pembelajaran, dan penyeliaan serta pemantauan keberhasilan siswa dilakukan oleh sekelompok tenaga dosen yang memiliki tanggung jawab yang saling berbeda. Pembelajaran dilaksanakan secara jarak jauh dengan menggunakan bantuan media (Dohmen,1967).

2. Suatu metode pembelajaran yang menggunakan korespondensi sebagai alat komunikasi antar tenaga dosen dengan siswa, ditambah dengan adanya interaksi antar siswa dalam proses pembelajaran (Mackenzie, Christensen, & Rigby, 1968).

3. Sistem pendidikan yang tidak mempersyaratkan adanya tenaga dosen di tempat seseorang belajar, namun dimungkinkan adanya pertemuan-pertemuan antara tenaga dosen dan siswa pada waktu-waktu tertentu (French Law, 1971).

4. Suatu bentuk pendidikan yang meliputi beragam bentuk pembelajaran pada berbagai tingkat pendidikan yang terjadi tanpa adanya penyeliaan tutor secara langsung dan atau terus menerus terhadap siswa dalam lokasi yang sama, namun memerlukan proses perencanaan, pengorganisasian dan pemantauan dari suatu organisasi pendidikan, serta penyediaan proses pembimbingan dan tutorial, baik dalam bentuk langsung (real conversation) maupun simulasi (simulated conversation) (Holmberg, 1977).

Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa PJJ adalah sekumpulan metode pengajaran dimana aktivitas dosenan dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. Pemisahan kedua kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik, misalnya karena peserta ajar bertempat tinggal jauh dari lokasi institusi pendidikan. Pemisahan dapat pula jarak non-fisik yaitu berupa keadaan yang memaksa seseorang yang tempat tinggalnya dekat dari lokasi institusi pendidikan namun tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di institusi tersebut. Keterpisahan kegiatan dosenan dari kegiatan belajar adalah ciri yang khas dari PJJ. Selain itu dalam PJJ juga menggunakan bermacam metode pembelajaran yang dikomunikasikan melalui media.

B.     Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:
– Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru tanah air dan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas.
– Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap muka biasa.
– Pembelajaran dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing.
– Lama waktu belajar juga tergantung pada kemampuan masing-masing pembelajar/siswa.
– Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran.
– Pembelajaran dapat dilakukan secara interaktif, sehingga menarik pembelajar/siswa; dan memungkinkan pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) dapat turut serta menyukseskan proses pembelajaran, dengan cara mengecek tugas-tugas yang dikerjakan siswa secara on-line.

Perkembangan/kemajuan teknologi internet yang sangat pesat dan merambah ke seluruh penjuru dunia telah dimanfaatkan oleh berbagai negara, institusi, dan ahli untuk berbagai kepentingan termasuk di dalamnya untuk pendidikan/pembelajaran. Berbagai percobaan untuk mengembangkan perangkat lunak (program aplikasi) yang dapat menunjang upaya peningkatan mutu pendidikan/pembelajaran terus dilakukan. Perangkat lunak yang telah dihasilkan akan memungkinkan para pengembang pembelajaran (instructional developers) bekerjasama dengan ahli materi (content specialists) mengemas materi pembelajaran elektronik (online learning material). Pembelajaran melalui internet di Sekolah Dasar dapat diberikan dalam beberapa format (Wulf, 1996), di antaranya adalah: (1) Electronic mail (delivery of course materials, sending in assignments, getting and giving feedback, using a course listserv., i.e., electronic discussion group, (2) Bulletin boards/newsgroups for discussion of special group, (3) Downloading of course materials or tutorials, (4) Interactive tutorials on the Web, dan (5) Real time, interactive conferencing using MOO (Multiuser Object Oriented) systems or Internet Relay Chat.

Setelah bahan pembelajaran elektronik dikemas dan dimasukkan ke dalam jaringan sehingga dapat diakses melalui internet, maka kegiatan berikutnya yang perlu dilakukan adalah mensosialisasikan ketersediaan program pembelajaran tersebut agar dapat diketahui oleh masyarakat luas khususnya para calon peserta didik. Para guru juga perlu diberikan pelatihan agar mereka mampu mengelola dengan baik penyelenggaraan kegiatan pembelajaran melalui intenet. Karakteristik/potensi internet sebagaimana yang telah diuraikan di atas tentunya masih dapat diperkaya lagi dengan yang lainnya. Namun, setidak-tidaknya ketiga karakteristik/potensi internet tersebut dipandang sudah memadai sebagai dasar pertimb

C.    Jika dilihat kembali tujuh kriteria yang dapat kita jadikan pedoman dalam memilih media, yang dikenal dengan istilah ACTIONS (Menurut Bates (1995), yaitu:
  1. Access (Aksesibilitas). 
Maksud dari akses terhadap media adalah adanya ketersediaan dan kemudahan memperoleh atau menggunakan media. Akses terhadap media ini harus dilihat dari dua sisi, yaitu:
a.  Sisi institusi penyelenggara PJJ dan
b. Sisi peserta didik/calon peserta didik.

        Dalam PJJ seberapapun pentingnya bahan ajar yang akan disampaikan, dan betapapun baiknya teknik penyampaiannya, akan menjadi sia-sia apabila peserta didik tidak dapat menerimanya, hanya karena mereka tidak mempunyai akses terhadap media yang membawa bahan ajar tersebut.
        Akses terhadap penggunaan media oleh institusi PJJ juga menjadi pertimbangan dalam pemilihan media. Pengertian akses disini adalah ketersediaan sarana yang mendukung pengembangan maupun penggunaan media tertentu, baik yang berasal dari dalam danluar institusi penyelenggara PJJ.
  1. Costs (Biaya). 
Dalam menentukan pilihan mengenai media apa yang akan digunakan dalam PJJ, faktorbiaya merupakan faktor yang tidak bisa dihindarkan. Banyak orang berpikir bahwa PJJ berarti penyelenggaraan pendidikan dengan biaya murah, hal ini bisa saja benar tetapi bisa juga tidak. Murah tidaknya penyelenggaraan PJJ tergantung pada media apa yang digunakan dan berapa banyak jumlah peserta didiknya.
          Misalnya, sebuah institusi PJJ memilih menggunakan video interaktif. Penggunaan media ini akan terhitung mahal apabila digunakan untuk peserta didik yang berjumlah sedikit, sebaliknya apabila jumlah peserta didiknya banyak, maka biayanya akan menjadi lebih murah. Walaupun faktor biaya ini sangat penting untuk dipertimbangkan dalam menentukan media yang akan digunakan, Bates (1995) mengingatkan bahwa akan sangat berbahaya apabila para perancang PJJ hanya memperhatikan masalah biaya yang dikeluarkan tanpa melihat keuntungan dari penggunaan media yang dipilih.
  1. Teaching and Learning (Proses dosenan dan Pembelajaran). 
Maksud dari proses dosenan dan pembelajaran adalah seajuh mana sebuah media mampu membantu proses belajar mengajar, sehingga bisa diketahui media apa yang akan digunakan dalam proses pembelajaran tersebut. Sehingga tidak ada media yang tersedia menjadi sia-sia, karena tidak dipergunakan atau tidak dapat membantu proses pembelajaran.
  1. Interactivity (Interaktifitas/Komunikasi dua arah). 
Komunikasi dua arah ini biasanya menggunakan media elektronik orang menyebutnya tutorial elektronik. Akan tetapi penyelenggara PJJ harus mempertimbangkan kesulitan-kesulitan yang ada dalam komunikasi dua arah ini. Sejauh mana sebuah media mampu memberikan komunikasi dua arah dengan memahaminya sehingga bisa terjadi proses belajar mengajar.
  1. Organisational Issues(Permasalahan Organisasi).       
Hal penting yang sangat berpengaruh dalam pemilihan media untuk pembelajaran adalah permasalahan yang ada dalam organisasi, maksudnya bila penyelenggara PJJ akan menggunakan sebuah media dalam pembelajaran harus mendapatkan dukungan dari semua unsur yang ada di organisasi tersebut. Karena sebuah media akan sia-sia jika tidak ada yang bisa mengoperasikannya.
  1. Novelty (Kemutakhiran).
             Media yang akan dipakai sebagai media pembelajaran dianjurkan yang benar-benar mutakhir. Di samping itu media pembelajaran juga harus bisa membuat peserta didik menjadi termotivasi untuk belajar. Keadaan ini bisa terjadi jika media yang digunakan menarik untuk dipakai peserta didik.
  2. Speed (Kecepatan). 
Faktor terakhir yang sangat berperan dalam pemilihan sebuah media adalah faktor kecepatan, maksudnya secanggih apapun media yang dipakai jika penyampaian informasinya lambat, maka informasi tersebut akan tidak berarti. Jadi dalam memilih media pembelajaran penyelenggara PJJ harus bisa memilih media yang mempunyai kecepatan dalam penyampaian informasi.



Menurut saya dari 7 kriteria tersebut saya akan mengambil 3 kriteria yang terpenting untuk saat ini:
1.      Teaching and Learning (Proses dosenan dan Pembelajaran). 
a)      Memanfaatkan jasa teknologi elektronik. Guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah tanpa dibatasi oleh hal-hal yang bersifat protokoler.
b)      Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks) Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya
c)      Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer
2.       Komunikasi dua arah (interactivity).
    Interaksi adalah hal penting pula dalam proses pembelajaran dan hal ini dapat diterapkan dalam kriteria memilih media. Dengan memilih media yang mendukung interaksi dan komunikasi, kita dapat mengetahui apakah bahan ajar sudah diterima atau belum oleh peserta didik, peserta didik pun bisa menanyakan jika ada hal yang sulit atau ada kesulitan  ada hal yang kurang dimengerti oleh peserta didik bisa disampaikan melalui media tersebut. Sehingga komunikasi dapat terjadi diantara keduanya. Contohnya : Google Hangout.
3.      Kecepatan (speed).
    Pemilihan media yang memiliki tingkat kecepatan yang baik dalam menyampaikan informasi bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan, dimana pengajar bisa memberikan bahan ajar dengan cepat dan peserta didik dapat menerima bahan ajar dengan cepat pula. Sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar. Contohnya : Pada saat sedang mengerjakan tugas di edmodo, diusahakan untuk kecepatan internetnya tidak lelet sehingga tidak mengganggu pada saat tugas dikerjakan.

















DAFTAR PUSTAKA

Sutrisno. 18 Juni 2012. Teknologi Informasi dan Media Pembelajaran. Retrieved Desember 2013, from http://triesmedia12.blogspot.com/2012_06_10_archive.html

Akhmad Sudrajat. 16 Juli 2010. Media Pembelajaran Berbasis Komputer. Retrirvrd Desember 2013, from:




Read More




Return to top of page
Powered By Blogger | Design by Genesis Awesome | Blogger Template by Lord HTML