Resume Agama ke 13 - Belajar Bersama Resume Agama ke 13 | Belajar Bersama

Translate

Minggu, 23 November 2014

Resume Agama ke 13



Sikap terhadap Dua Hal
       Tawazun (keseimbangan) sangat penting dalam kehidupan à tidak tawazun akan fatal akibatnya
       Biasanya tawazun berkaitan dengan mensikapi dua atau beberapa amal yang mesti dilakukan agar sikapnya tepat (adil): memberikan hak kepada yang berhak
Tawazun di Alam Semesta
       Allah SWT menciptakan langit dan semua isinya dengan tawazun
       55:7-9 ada 3 sikap:
      Tawazun: وَوَضَعَ الْمِيزَانَ à وَأَقِيمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ
      Jangan berlebihan: أَلا تَطْغَوْا فِي الْمِيزَانِ
      Jangan mengurangi: وَلا تُخْسِرُوا الْمِيزَانَ
       Ada perintah dan larangan agar tetap menjaga keseimbangan (tawazun)
HANIF
       Adanya fitrah inilah yang membuat manusia memiliki kecenderungan kepada kebaikan atau yang disebut HANIF
       Maka kecenderungan baik (hanif) mesti dipertahankan à 30:30 perintah untuk perhatian terhadap DIEN YANG LURUS, yang akan membawa fitrah tetap pada jalan yang lurus
       Ingat! Bahan baku yang telah diberikan Allah itu baik, tapi jika tidak dipelihara akan rusak
Memelihara Fitrah. Agar fitrah yang hanif ini terpelihara dengan baik, perlu bersikap TAWAZUN terhadap 3 potensi manusia: jasad, akal, dan ruh. Manusia menurut Islam terdiri dari 3 unsur:
  1. JASAD (physical being)
  2. AKAL (intellectual being)
  3. RUH (spiritual being) à Barat sering melupakan yang ini
اَلْغِذَاءُ اَلْجَسَدِيُّ (Makanan Jasad)
       Makanan jasad, ya makanan yang biasa kita makan: nasi, tahu, tempe, daging, sayur, susu, madu, air, dll
       Kurang makanan à lemah, sakit, bahkan bisa mati (kelaparan)
       Allah SWT telah menyediakan makanan untuk manusia dengan dua patokan:
  1. Halal dan baik 2:168, 5:88, 8:69, 16:114
  2. Tidak berlebihan 6:141, 7:31
Cenderung Berlebihan. Allah SWT hanya melarang untuk tidak berlebihan, tapi tidak ada larangan jangan kekurangan. Karena kecenderungan manusia dalam masalah ini adalah berlebihan, tidak ada yang mau kekurangan. Bahkan tubuh manusia ternyata didisain oleh Allah, mampu menampung lemak hampir tanpa batas à ada manusia yang berbobot 600 kg. Berlebihan di sini juga berarti memakan makanan yang haram atau tidak membayar zakatnya (68:17-33) atau mengharamkan makanan yang halal (66:1). Agar mendapatkan makanan à mesti bekerja: pekerjaan yang baik, bukan mencuri, menipu, dll . Makanan halal tapi didapat dengan uang yang haram akan masuk ke dalam tubuh sehingga tubuh ada unsur haramnya.
اَلْغِذَاءُ اَلْعَقْلِيُّ (Makanan Akal)
       Makanan akal adalah ILMU
       Kurang ilmu à akalnya lemah, “kurus” (bodoh)
       Seperti makanan jasad, ilmu pun mesti yang baik sehingga bermanfaat
       Ilmu yang buruk: ilmu sihir, ilmu mencuri, dll
Ayat-ayat yang Pertama Turun: ILMU
       Ada tiga surat yang pertama turun
  1. Al-’Alaq: 1-5 à perintah membaca (iqra’)
  2. Al-Qalam à ayat 1 Demi PENA dan apa yang DITULIS
  3. Al-Muzammil:1-19 à perintah membaca al-Qur’an dengan perlahan (tartil)
       Pada masa kejayaan Islam, ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat
HIKMAH. Jika ilmu itu berkembang dengan baik, maka akan muncul hikmah (sikap bijak). 2:269 hikmah = kebaikan yang banyak
      Hikmah adalah memahami al-Qur’an
      Hikmah adalah kesesuaian ucapan dan perbuatan (الإصابة في القول والفعل)
      Hikmah adalah mengenal agama, memahaminya, dan mengikutinya
      Hikmah adalah pemahaman
      Hikmah adalah rasa takut (al-khasyyah) kepada Allah, karena pangkal segala sesuatu adalah takut kepada Allah
اَلْغِذَاءُ اَلرُّوْحِيُّ (Makanan Ruh)
       Makanan ruh adalah dzikrullah (ingat kepada Allah)
       Inilah makanan yang kurang mendapatkan perhatian manusia pada umumnya
       “Lapar”-nya tidak terasa, padahal fenomenanya sudah muncul: gelisah, tidak dapat tidur
       Padahal ruh itu PENGENDALI diri kita
Tidak Terkontrol
       Akibat kelemahan ruh, maka kehidupan seseorang tidak akan terkontrol
      Halal dan haram tidak dipedulikan
      Orang lain susah pun tidak dipedulikan
      Masyarakat hancur, negara hancur, bahkan dunia hancur pun tidak peduli
      Ia akan mementingkan dirinya sendiri
Dzikrullah
       33:41 dzikir yang banyak (ciri mu’min)
       4:142 dzikir yang sangat sedikit (ciri munafik)
       “Aku terserah kepada persangkaan hamba-Ku terhadap Ku, jika ia menginat-Ku (baca: berdzikir) dalam diri-Nya, aku akan menyebutnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku didalam sebuah jamaah, aku akan menyebutnya di dalam jamaah yang lebih baik dari mereka.” (Hadits Qudsi, Muttafaqun ‘Alaihi dari hadits Abu Hurairah)
       Dzikir di sini bukanlah sebatas dzikir ucapan, tetapi
       taubat itu merupakan dzikir
       tafakkur itu dzikir
       menuntut ilmu itu dzikir
       mencari rezeki-jika niatnya baik-jiga termasuk dzikir
       dan segala sesuatu yang di sana ada upaya taqarrub kepada Allah dan anda selalu waspada akan pengawasan-Nya kepada anda, maka itu adalah dzikir.
       Oleh karena itu orang yang arif adalah orang yang bisa berdikir di setiap waktu dan kesempatan
Adab Berdzikir :
  1. Khusyu’, menghadirkan hati dan pikiran akan makna-makna lafal yang terucap, berusaha terwarnai olehnya, serta berusaha menetapi maksud dan tujuannya.
  2. Merendahkan suara sebisa mungkin, dengan konsentrasi yang penuh dan iradah yang sempurna, sehingga tidak mengganggu yang lain (Al-A’raf: 205)
  3. Sesuai dengan jamaah (irama dan suaranya), jika kebetulan dzikirnya itu bersama jamaah. Usahakan agar tidak mendahului, terlambat, atau mengungguli bacaan mereka
  4. Bersih pakaian dan tempat, memperhatikan tepat-tempat yang terhormat dan waktu-waktu yang sesuai
  5. Mengakhiri dengan penuh khusu’ dan adab, menjauhi kesalahan dan main-main, yang hal itu bisa menghilangkan faedah dan pengaruh dzikir.
Macam-macam Dzikir :
  1. Al-Wazhifah
  2. Wirid Qur’an
  3. Doa-doa siang dan malam
  4. Doa-doa yang ma’tsur dalam berbagai kesempatan
  5. Wirid Ikhwan: wirid doa dan wirid rabithah
Efek Kekurangan Makanan. Terhadap jasad: lapar atau mati à efek pribadi
       Terhadap akal: bodoh
       Terhadap ruh: mati hati
       Secara rinci sudah diuraikan dalam madah “NAFSUL INSAN”
Ni’mat Lahir dan Batin
       Jika jasad, akal, dan ruh terpenuhi keperluannya dengan tawazun, maka itulah ni’mat yang sejati: lahir dan batin (31:20)
       Kehidupannya akan stabil, tidak mudah tergoncang








Subscribe to Our Blog Updates!




Share this article!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Return to top of page
Powered By Blogger | Design by Genesis Awesome | Blogger Template by Lord HTML