Resume 5
Kandungan Kata “Ilah” مَعْنَى
اْلإِلَهِ
Kata ILAH. Terdiri atas tiga hurup: alif, laam, dan haa
Kalau merujuk ke kamus besar bahasa Arab maka ALIHA itu
memiliki beberapa arti
–
Tenang/tentram (سَكَنَ إِلَيْهِ)
–
Memohon perlindungan (اِسْتَجَارَ بِهِ)
–
Yang dituju karena rindunya (اِشْتَاقَ إِلَيْهِ)
–
Paling dicintai/dirindukan (وُلِعَ بِهِ)
–
Mengabdi (عَبَدَهُ)
Tenang/Tentram (سَكَنَ
إِلَيْهِ)
• Berarti
لاإله إلاالله maknanya “tidak ada yang dapat memberikan ketenangan dan
ketentraman kecuali Allah”
• Seorang
Muslim harus yakin bahwa tidak ada yang dapat menenangkan dan menentramkan
kecuali menjalin hubungan dengan Allah
• 13:28
أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ (Ingatlah, hanya dengan mengingat
Allah-lah hati menjadi tenteram)
• 10:7
ridho dan merasa tenang dengan kehidupan dunia (وَرَضُوا
بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاطْمَأَنُّوا بِهَا)
Memohon Perlindungan (اِسْتَجَارَ
بِهِ)
• Berarti
لاإله إلاالله maknanya “tidak ada yang dapat memberikan perlindungan kecuali
Allah”
• 72:6
minta perlindungan kepada jin, didapati adalah bencana dan dosa
• Hadits:
meski semua makhluk melindungi seseorang tapi Allah hendak menimpakan bencana,
maka akan tertimpa bencana. Begitu pula sebaliknya
Paling Dicintai/Dirindukan (وُلِعَ بِهِ)
• Berarti
لاإله إلاالله maknanya “tidak ada yang dicintai atau dirindukan kecuali
Allah”
• Boleh
kita cinta anak, harta, dan yang lainnya, tapi yang paling dcintai haruslah
Allah
• 2:165
kecintaan seorang mu’min kepada Allah harus sangat cinta, bukan sama cintanya
dengan kepada selainNya
• Kenapa
cintai tertinggi harus kepada Allah?
– Karena
tabiat cinta itu menuntut pengorbanan
– Menuruti
tuntutan anak, istri, dan lainnya tidak boleh bertentangan dengan Allah
Mengabdi (عَبَدَهُ)
• Ini
arti ilah yang merangkum semua arti ilah di atas
• Karena
mengabdi berarti
– Merasa
tenang
– Minta
perlindungan
– Menuju
karena rindunya
– Mencintai
• Berarti
لاإله إلاالله maknanya “tidak ada yang berhak diabdi kecuali Allah”
Pengabdian Kepada Allah
• Pengabdian
hanyalah kepada Allah saja karena
– Allah
Pemilik otoritas
– Allah
Pemilik ketaatan
– Allah
Pemilik kedaulatan
Allah Pemilik Otoritas (صَاحِبُ
الْوِلاَيَةِ)
• Hak
memerintah dan memimpin ada di Tangan Allah, bukan yang lain
• 7:54
أَلا لَهُ الْخَلْقُ وَالأمْرُ Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah
hak Allah
• 7:196
إِنَّ وَلِيِّيَ اللَّهُ الَّذِي نَزَّلَ
الْكِتَابَ وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِينَ Sesungguhnya pelindungku ialah Allah yang telah menurunkan Al
Kitab (Al Qur'an) dan Dia melindungi orang-orang yang saleh.
• Kalau
ada manusia yang mengaku punya otoritas à
merebut hak Allah = syirik
Allah Pemilik Ketaatan (صَاحِبُ
الطَّاعَةِ)
• Ketaatan
yang utama adalah taat kepada Allah (4:59)
• Ketaatan
kepada Rasul karena Rasul tidak pernah ma’siyat kepada Allah, sehingga nilai
ketaatannya sama (4:80)
• Ketaatan
kepada ulil amri punya syarat, ulil amri itu taat kepada Allah
لَا طَاعَةَ فِي مَعْصِيَةٍ إِنَّمَا الطَّاعَةُ
فِي الْمَعْرُوفِ
Tidak ada ketaatan dalam ma’siyat, ketaatan itu hanya pada
masalah ma’ruf (Muttafaq alaih)
Allah Pemilik Kedaulatan (صَاحِبُ الْحَاكِمِيَّةِ)
• Kedaulatan
ada di tangan Allah (6:57, 12:40,67)
إِنِ الْحُكْمُ إِلا لِلَّهِ
Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah
• Kedaulatan
rakyat bermakna
– Bagaimana
umat Islam sebagai mayoritas mendapatkan aspirasi-aspirasi yang Islami
– Memastikan
bahwa negara ini adalah negara hukum, sehingga hak-hak terlindungi sesuai
tujuan-tujuan syari’at (مَقَاصِدُ الشَّرِيْعَةِ)
اَلْوَلاَءُ وَالْبَرَاءُ Loyalitas dan Pemutusan Hubungan
Akarnya Kokoh (أَصْلُهَا
ثَابِتٌ)
• Ini
syarat sebuah pohon bisa hidup dengan baik
• Akar
adalah tempat menyerap makanan
• Akar
juga untuk mengikat pohon dengan tanah sehingga tidak roboh
• Akar
yang kokoh mampu menahan angin yang kencang
• Iman
yang kuat: akar imannya menghunjam ke dalam hati
– Akan
kokoh dan teguh dalam menghadapi tantangan dan ujian
Cabangnya (Menjulang) Ke Langit (فَرْعُهَا
فِي السَّمَاءِ)
• Karena
akarnya kokoh, maka mampu menopang cabang-cabang yang menjulang tinggi ke
langit
• Ketinggian
atau lebarnya cabang-cabang menunjukkan akarnya juga seperti itu
• Ini
adalah pohon yang rindang menyejukkan bagi siapa saja yang bernaung di bawahnya
• Daunnya
juga lebat: daun adalah dapurnya pohon
• Iman
yang seperti itu menyenangkan siapa saja yang bernaung di bawahnya dan
memancarkan sinarnya yang menyejukkan
Kalimat yang Buruk (14:26)
• Selain
لاإله إلاالله adalah kalimat yang
buruk (كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ )
• Mereka
seperti pohon yang buruk (كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ)
• Cirinya
tidak perlu banyak, cukup satu saja: akarnya tercerabut dari bumi (اجْتُثَّتْ مِنْ فَوْقِ الأرْضِ)
– Tidak
akan kokoh (مَا لَهَا مِنْ قَرَارٍ)
– Tidak
akan menjulang ke langit dahannya
– Tidak
akan berbuah
• Contoh:
tauge
Rincian Kalimat لاإله
إلاالله
• Kalimat
لاإله إلاالله terdiri atas empat kata
1. لا
2. إله
3. إلا
4. الله
• Masing-masing
memiliki fungsi
1. لا
fungsinya adalah meniadakan (اَلنَّفْيُ)
• Atau
makna yang sejenis: menghancurkan, meruntuhkan, membabat, menghilangkan
2. إله
fungsinya sebagai yang ditiadakan (اَلْمَنْفِيُّ)
• Pembahasannya
sudah diuraikan di A03 Ma’nal Ilah
3. Keduanya
mengandung maksud bahwa kita harus berlepas diri dari semua ilah atau disebut
dengan اَلْبَرَاءُ
• Ada
empat makna yang dimaksud oleh kata al-bara’
1. Mengingkari
atau menolak (اَلْكُفْرُ)
2. Memusuhi
(اَلْعَدَاوَةُ)
3. Membenci
(اَلْبُغْضُ)
4. Memutuskan
atau mengisolir (اَلْمُفَاصَلَةُ)
• Jadi
memutuskan hubungan dengan semua ilah disertai pengingkaran, permusuhan dan
kebencian
• Putus
hubungan tanpa menolak, memusuhi dan membencinya à
masih mungkin balik lagi
Syahadatain untuk Perubahan (التَّغْيِيْرُ)
• Syahadatain
yang benar mampu merubah seseorang: berubah menjadi pribadi baru
• Berubah
dari pribadi biasa menjadi PRIBADI YANG ISLAMI (الشَّخْصِيَّةُ
الإِسْلاَمِيَّةُ)
– Pribadi
yang diwarnai dengan warna syahadatain
– Pribadi
yang punya sikap hidup tauhid
• Perubahan
dimulai dari syahadatain, bukan dengan yang lain
Tentara Fikrah dan Akidah
• Imam
Syahid Hasan al-Banna mengartikan ikhlas dengan menjadi tentara fikrah dan
akidah (جُنْدِي فِكْرَة وَعَقِيْدَة )
• Setiap
kata-kata, aktivitas, dan jihadnya, semua harus dimaksudkan semata-mata untuk
mencari ridha Allah dan pahala-Nya, tanpa mempertimbangkan aspek kekayaan,
penampilan, pangkat, gelar, kemajuan, atau keterbelakangan
• Ada
sebanyak 19 ayat yang menyebutkan kata “kalimat” (كَلِمَةُ)
• Arti
“kalimat”
• Pernyataan
• Ketetapan
• Konsepsi
(Manhaj)
Islam vs Non-Islam
• Islam
memiliki ungkapan, pernyataan, ketetapan, dan konsepsi yang berbeda dengan
Non-Islam
• Merujuk
pada materi “Al-Wala wal-Bara”, maka Islam telah membersihkan dirinya sebersih-bersihnya
dari segala kotoran Non-Islam
Syahadatain vs Ideologi Jahiliyah
• Ungkapan,
pernyataan, ketetapan, dan konsepsi Islam yang bersih itu bersumber dari
syahadatain
• Sedangkan
Non-Islam berasal dari pemikiran-pemikiran atau ideologi jahiliyah
– Ideologi
yang tumbuh dari tumpukan dosa-dosa
– Padahal
dosa itu menimbulkan bintik hitam (نُكْتَةٌ
سَوْدَاءُ) dalam hati
(83:14)
– Apabila
tidak dibersihkan dengan taubat, maka akan menutupi hati (2:7)
– Akhirnya
dosa itu ditetapkan sebagai hukum
Kalimat Allah vs Kalimat Orang Kafir
• Syahadatain
itu adalah Kalimat Allah (9:40), berasal dari Allah SWT
• Sedangkan
ideologi jahiliyah bersumber dari ungkapan, pernyataan, ketetapan, dan konsepsi
orang-orang kafir (9:40, 74)
– Mereka
bagaikan berada di samudra yang dalam, gelap, ombak bergulung-gulung, tidak
bisa melihat apapun bahkan dirinya sendiri pun tidak (24:40)
Kalimat Allah itu Tinggi
• Kalimat
Allah itulah yang tinggi, mulia (9:40)
– Karena
semua kemuliaan memang hanya milik Allah (10:65)
• Sedangkan
kalimat orang-orang kafir itu rendah, hina (9:40, 95:5 أَسْفَلَ سَافِلِينَ, 98:6 هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ)
Kalimat Tauhid vs Kalimat Syirik
• Kalimat
Allah yang tinggi dan mulia itu adalah kalimat tauhid: لاإله إلا الله
• Sedangkan
kalimat orang-orang kafir yang rendah itu adalah kalimat syirik
– Kemusyrikan
bagaikan jatuh dari langit lalu dicerai-beraikan oleh burung akhirnya jatuh di tempat
yang jauh (22:31)
– Kemusyrikan
menyebabkan terpecahnya kepribadian, karena tidak fokus dalam pengabdian
(39:29)
Kalimat Taqwa vs Kesombongan Jahiliyah
• Kalimat
tauhid itu adalah kalimat taqwa, yang menghantarkan seseorang kepada ketaqwaan
(48:26)
• Sedangkan
kalimat syirik menghantarkan seseorang kepada kesombongan jahiliyah (48:26)
– Suhail
bin Amru ketika masih kafir dalam Perjanjian Hudhaibiyah menolak kalimat
basmalah dan rasulullah (setelah Islam ia sahabat yang gigih membela Islam
terutama saat menghadapi orang-orang murtad)
– Sombong
itu menolak kebenaran dan meremehkan orang lain (الكِبْرُ
بَطْرُ الحَقِّ وَ غَمْطُ النَّاسِ)
Kalimat Baik vs Kalimat Buruk
• Kalimat
taqwa adalah kalimat yang baik (14:24)
• Sedangkan
kesombongan jahiliyah adalah kalimat yang buruk (14:26)
– Tidak
memberikan manfaat bagi manusia
– Didengar
pun tidak enak
Kuat vs Lemah
• Jadi
syahadatain itu kuat
– Pasti
menang (58:21)
كَتَبَ اللَّهُ لأغْلِبَنَّ أَنَا وَرُسُلِي
إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ
• Sedangkan
ideologi jahiliyah itu lemah
– Pasti
kalah dan hancur (17:81 زَهُوقًا)
مَرَاحِلُ التَّفَاعُلِ بِالشَّهَادَتَيْنِTahapan
Berinteraksi Dengan Syahadatain
Syahadatain Menghasilkan Cinta
• Syahadatain
yang diucapkan harus menghasilkan cinta. Kenapa?
• Karena
“ilah” itu artinya yang dianut (panutan)
• Orang
tidak akan manut/taat kalau tidak setia (loyal)
• Tidak
akan setia kalau tidak cinta
• Jadi
tuntutan syahadatain: adanya cinta
• Cinta
seperti apa?
Mencintai Apa yang Dicintai
Allah dan Rasulnya (مَحَبَّةُ مَا أَحَبَّهُ اللهُ وَرَسُوْلُهُ)
Allah dan Rasulnya (مَحَبَّةُ مَا أَحَبَّهُ اللهُ وَرَسُوْلُهُ)
• Adanya
penyesuaian dalam kecintaan
• Karena
belum tentu yang kita cintai, pun dicintai Allah dan RasulNya, seperti perang
(2:216)
• Ulama
berkata:
• مَحَبَّةُ مَحْبُوْبِ الْمَحْبُوْبِ مِنْ تَمَامِ
مَحَبَّةِ الْمَحْبُوْبِ
• “Mencintai
yang dicintai kekasih adalah tanda kesempurnaan cintainya kepada kekasih”
Membenci Apa Yang Dibenci
Allah dan Rasulnya (بُغْضُ مَا أَبْغَضُهُ اللهُ وَرَسُوْلُهُ)
Allah dan Rasulnya (بُغْضُ مَا أَبْغَضُهُ اللهُ وَرَسُوْلُهُ)
• Allah
dan RasulNya membenci perbuatan (الْفَحْشَاءِ), kemungkaran (الْمُنْكَرِ) dan permusuhan (الْبَغْيِ) 16:90 à
kita pun membencinya
• Sungguh
akan membuatnya tersinggung apabila kekasih membenci sesuatu tapi kita malah
menyukainya
Tanda-tanda Cinta (آيَاتُ
المَحَبَّةِ)
• Mengikuti
Rasul SAW (إِتِّبَاعُ الرَّسُوْلِ)
– 3:31
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ
فَاتَّبِعُونِي
• Berjihad
di jalan Allah (الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ)
– 49:15
bukti iman yang kokoh adalah jihad di jalan Allah
– Berani
menanggung resiko
– Kata
Ulama:
– مَحَبَّةُ الْمَحْبُوْبِ لاَ تُنَالُ إِلا
بِاحْتَمَالِ الْمَكْرُوْهَةِ
– “Mencintai
kekasih tidak akan tercapai kecauli dengan menanggung segala resiko”
Ridho (اَلرِّضَى)
• Kalau
cintanya sangat tinggi, tentu dia akan RIDHO
• Apapun
yang dikehendaki oleh yang dicintai tentu ia ridho menerimanya
• Siapa
yang harus kita ridhoi?
– Allah
sebagai Robb kita
– Islam
sebagai agama kita
– Muhammad
SAW sebagai Nabi dan Rasul kita
Pendalaman dan Perluasan Materi
• Masalah
ridho akan diperdalam pada materi khusus tentang ridho (A08)
• Masalah
ridho juga akan diperluas di materi
– Ma’rifatullah : ridho kepada Allah
– Ma’rifatul
Islam : ridho kepada Islam
– Ma’rifaturrasul : ridho kepada Rasul SAW
• Sedangkan
tentang manusia akan diperluas di materi ma’rifatul-insan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar